السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العلمين والصلاة والسلام على
رسول الله سيدنا ومولانا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه اجمعين. اما بعد.
Artikel ini adalah tulisan yang saya remake dari blog saya sebelumnya
dari salah satu blog mimin waroeng-alam.blogspot.com yang sudah tenggelam dalam
pencarian Google. Akhirnya mimin memutuskan untuk me remake ke website baru
yang sudah mimin upgrade hosting baru menjadi inilahcarague.com.
Ane menulis disini karena ane adalah orang yang ditakdirkan
oleh Allah SWT sebagai perwakilan manusia di bumi untuk menyampaikan
setetes ilmu yang InsyaAllah akan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal
Aalamiin.
Sebetulnya ini bukan tulisan yang ane buat melainkan ini
adalah tulisan yang disusun oleh Dosen salah satu Universitas di
Indonesia dan kebetulan ane diberi amanah untuk membantu dalam
mengerjakan penulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat
karena bersumber dari sumber yang jelas. Yuhu,
langsung aja.... cekidot.
Berikut adalah
dalil – dalil baik Al-Qur’an maupun Hadits tentang meng-qashar shalat:
Adapun dalil-dalilnya antara lain ialah
Dalil al-Qur’an:
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُواْ مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُواْ لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا
Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. An-Nisa : 101).
Dalil as-Sunnah:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : فُرِضَتِ الصَّلَاةُ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ هَاجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفُرِضَتْ أَرْبَعًا وَتُرِكَتْ صَلَاةُ السَّفَرِ عَلَى الْأُولَى.(رواه البخاري )
Artinya: “Telah
menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin
Zurai’], telah menceritakan kepada kami [Ma’mar] dari [Azzuhri] dari [Urwah]
dari [Aisyah ra], ia berkata : (Pada awalnya) shalat itu diwajibkan 2 rakaat,
kemudian beliau saw hijrah, maka lalu shalat itu diwajibkan menjadi 4 rakaat,
dan ditetapkan bagi shalat safar atas yang pertama (yaitu 2 rakaat).” (HR
Bukhari).
(Lihat Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz
II, Damaskus; Dar al-Fikr, 2008, hlm. 283).
والله الموفق الى اقوم
الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته و مغفرته
0 Komentar